Bifurcation of the Taboo in The Keba Ritual in Kecitran Village, Purwareja Klampok District, Banjarnegara District

Authors

  • Dhian Ara Febrianti Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto
  • Eka Septian Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto

DOI:

https://doi.org/10.24090/icontrees.2024.1164

Keywords:

mitoni; traditional javanese; pregnancy

Abstract

Mitoni is a traditional Javanese custom carried out during the first pregnancy when a woman enters her seventh month. In Javanese terms, mini means pint or seven. The Javanese people believe this tradition to be a form of prayer so that the baby-to-be and the pregnant mother will be safe and make the birth process easier. And the child she was carrying was born safely and piously (Mustaqim, 2017:122). In the people of Kecitran Village, the monthly nujuh tradition is known as keba. Local people use the term keba more often than mitoni. Keba itself has been preserved for a long time by the elders of the Kecitran community. In Kecitran, the keba tradition is carried out during a woman's first pregnancy seven months into her pregnancy. In contrast, in the second and subsequent pregnancies, the term Selamatetan is used. This difference can be seen from a series of rituals carried out. The keba tradition has many series, whereas Selamatetan is just praying and eating together. Still, the aim and objective remain the same, namely so that the baby and pregnant mother are given safety until the birth procession, and the child born can respect the parents (asking the good ones). The series of keba implementation in Kecitran Village consists of siraman, tahlilan, food thanksgiving, coin distribution, bridal nggolet, welut ransom, tumpeng fight, and mbalang watu. These are some of the series carried out by pregnant women, usually following the midwife's directions in Kecitran Village. The dukun also plays a role in the pregnancy process of pregnant women in Kecitran Village, such as massaging during pregnancy (whether they are still pregnant or having given birth later), making sambetan for the pregnant mother and the baby to be born, and burying the placenta is done by the shaman. Because local people have more trust and confidence in traditional birth attendants who, according to them, have experience in this matter. Not everyone can become a midwife because only those with offspring can become one. Because being a midwife has been passed down by one's elders, it is not just anyone; apart from that, it is also because there is a connection between the mind of the elder and the one they have inherited (Interview with midwife, Saturday, February 15, 2024).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Buhori, dkk. Tradisi Nujuh Bulan pada Masyarakat Melayu Kabupaten Melawi dalam perspektif Islam. Al-Hikmah: Jurnal Dakwah. 2018

Boanergis, Yohanes, dkk. “Tradisi Mitoni Sebagai Perekat Sosial Budaya Masyarakat Jawa. Jurnal Ilmu Budaya. 2019

Ummah, Laili Choirul. Islamisasi Budaya Dalam Tradisi Tujuh Bulanan (Mitoni) Dengan Pembacaan Surah Yusuf dan Maryam Pada Jamaah Simaan Al-Qur’an Di Desa Jurug Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Al-Itqan (Jurnal Studi Al-Qur’an). 2018

Muniroh, Siti. Tradisi Nujuh Bulanan Masyarakat Jawa di Desa Sialang Baru Kecamatan Lubuk Dalam Kabupaten Siak, Jom Fisip. Universitas Riau.2015

Humaeni, Ayatullah., Tradisi dan Kepercayaan Terhadap Magic, Mantra Dan Taboo Dalam Budaya Banten, IAIN Banten, 2015

Nurazizah, imas, Tinjauan Filosofis Dalam Tradisi Upacara Selametan Mitoni Dan Sajian Tumpeng: Studi Kasus Deskriptif di Desa Sumurugul Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta, Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin, UIN Sunan Gunung Djati Bandung. 2022

Seno. Tradisi Masyarakat Jawa di Kota Arga Makmur (Perspektif Filsafat Islam), Jurnal Manthiq, UIN FAS Bengkulu. 2021

Saraswati, Yuli. Hukum Memperingati Tingkeban (Tujuh Bulanan Kehamilan) Pada Tradisi Masyarakat Jawa Menurut Pandangan Tokoh Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah (Studi Kasus di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat), Skripsi, UIN Sumatera Utara Medan. 2018

Maftuhah, Fitri. Bacaan Al-Qur’an Dalam Tradisi Tujuh Bulanan (Studi Kasus Living Qur’an Terhadap Masyarakat Kelurahan Lenteng Agung Jakarta Selatan), Tesis, Institut PTIQ Jakarta.2023

Al Ubaidillah, dkk. Pengaruh Budaya dan Tradisi Jawa Terhadap Kehidupan Sehari-Hari pada Masyarakat di Kota Samarinda, Jurnal Adat dan Budaya, UIN Sayid Rahmatullah Tulungagung. 2021

Sugeng Riady, Ahmmad. Agama dan Kebudayaan Masyarakat Perspektif Clifford Geertz, Jurnal Sosiologi dan Agama Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2021

Ernanda Mia,. Tradisi Mitoni dalam Masyarakat Jawa Di Desa Bukit Kemuning Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar, Skripsi, UIN Suska Riau. 2002

Rijal Fadli, Muhammad. Memahami Desain Metode Penelitian Kualitatif, Jurnal, UNY. 2021

Rusli dan Rusandi. Merancang Penelitian Kualitatif Dasar/Deskriptif dan Studi Kasus, Artikel, STAI DDI Kota Makassar

Muhammad Nurdinah,. Memahami Konsep Sakral dan Profan Dalam Agama-Agama., Jurnal Substantia, IAIN Ar-Raniry, 2013

Monica Kartini dan Berliana Nurtyashesti Kusumadewi, Aspek Budaya Selama Kehamilan pada Masyarakat Suku Jawa, Jurnal Kesehhatan, STIKES Ngesti Waluyo. 2022

Nina Adlini, Miza. Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka, Jurnal Pendidikan, UIN Medan. 2022

Rofi’i, Muhammad. Kepercayaan Wanita Jawa Tentang Perilaku Atau Kebiasaan Yang Dianjurkan Dan Dilarang Selama Masa Kehamilan, 2017

Aeni, Nurul. Pantangan Dalam Perawatan Kehamilan (Studi di Desa Pakem dan Jrahi Kabupaten Pati), Jurnal Litbang. 2014

Aprilia, Dhelia., PAMALI: Pantangan Makan Masa Kehamilan Pada Orang Jawa dan Sunda di Lampung., UNILA., Bandar Lampung., 2022

Umayah, Puji., Mitos Bagi Wanita Hamil pada Masyarakat Suku Jawa di Desa Muara Aman., UNILA., Bandar Lampung., 2019

Setiawan, Eko., Nilai Religius Tradisi Mitoni Dalam Perspektif Budaya Bangsa Secara Islami., IAI Ibrahimy., Sikorejo, Situbondo., 2015

Yoga, Yanuar Saputra, dkk., Makna Filosofis dalam Ubarampe Tradisi Jenang Sura di Dukuh Tipes Kecamatan Serengan Surakarta., Universitas Sebelas Maret., Surakarta., 2023

Ayunda, dkk., Tradisi Peringatan Tingkepan (7 Bulanan) Masyarakat Suku Jawa Desa Mahato., Jurnal Rokania., STKIP Rokania., 2022

Nurdinah, Muhammad., Memahami Konsep Sakral dan Profan dalam Agama-agama., IAIN Ar-Raniry., Darusalam., Banda Aceh., 2023.

Downloads

Published

2024-09-04

How to Cite

Febrianti, D. A., & Septian, E. (2024). Bifurcation of the Taboo in The Keba Ritual in Kecitran Village, Purwareja Klampok District, Banjarnegara District. Proceeding of Saizu International Conference on Transdisciplinary Religious Studies, 227–244. https://doi.org/10.24090/icontrees.2024.1164