Pengolahan Limbah Bonggol Jagung Menjadi Briket Sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Kreatif Desa Surajaya Pemalang

Authors

  • Farih Wahyu S UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Indonesia
  • Umniyatun S UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Indonesia
  • M ‘Azmi Nuha UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Indonesia

Keywords:

briket, limbah bonggol jagung

Abstract

Limbah tongkol jagung merupakah salah satu limbah biomassa potensial di Indonesia sebagai bahan baku pembuatan briket. Briket termasuk bahan bakar terbarukan yang relatif lebih ramah ligkungan. Kualitas briket sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah jenis biomassa sebagai sumber karbon, jenis bahan pengikat, dan komposisi antara biomassa terhadap bahan pengikat. Jawa Tengah merupakan Provinsi yang menyumbang produksi padi terbesar, Peningkatan produksi jagung yang ada di Indonesia mengalami kenaikan, hal ini dapat ditunjukan melalui data BPS dari 5 tahun terakhir, pada tahun 2016 Produksi jagung nasional sebesar 23,6 juta ton, tahun 2017 naik menjadi 28,9 juta ton, 2018 mengalami kenaikan menjadi 30 juta ton. Pada desa Surajaya sendiri pada tahun 2022 dapat terkumpul sebesar 22.410,302 ton jagung. Pada hasil penelitian dan kegiatan yang sudah dilaksanakan menunjukan bahwa untuk memperoleh hasil produksi yang lebih efisien hendaknya menggunakan alat yang lebih memadai. Kualitas briket ditentukan oleh tekanan saat pengempaan dan komposisi bahan perekat dengan arang.

Downloads

Published

2023-04-30

How to Cite

Farih Wahyu S, Umniyatun S, & M ‘Azmi Nuha. (2023). Pengolahan Limbah Bonggol Jagung Menjadi Briket Sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Kreatif Desa Surajaya Pemalang. Kampelmas, 2(1), 345–354. Retrieved from https://proceedings.uinsaizu.ac.id/index.php/kampelmas/article/view/628