Upaya Pengembangan Kemampuan Membaca Al Qur’an pada Lansia di TPQ Nurussibyan Purwareja Banjarnegara
Keywords:
TPQ Lansia, PAR, Membaca Al-QuranAbstract
Implementasi dari Tri Dharmanya di perguruan tinggi merupakan Program Pengabdian pada Masyarakat. Membaca Al-Quran adalah salah satu bidang yang amat penting dalam kehidupan umat Islam. Kelemahan yang dihadapi ialah penguasaan Al-Quran yang belum semua lansia bisa membacanya. Metode yang digunakan dalam pengabdian adalah Participaciory Action Research (PAR) Kegiatan partisipasi dalam penelitian bahwa PAR merupakan penelitian tindakan kegiatan sebagai hasil dari proses penelitian, yaitu penelitian yang diawali dengan merencanakan, melakukan tindakan atau aksi, dan evaluasi dari hasil tindakan. Program ini berfungsi sebagai alat untuk menyebarkan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dengan tujuan untuk menghilangkan buta hijaiah pada orang tua, menanamkan nilai-nilai ilmu keislaman, membina akhlaqul karimah, dan membantu orang tua memanfaatkan usia senja mereka untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Program ini dilakukan di TPQ Nurussibyan Banjarnegara, yang terletak di Dusun Sidareja, Kecamatan Purwareja Kelompok. Pembina TPQ Nurussibyan dan Mahasiswa KKN di daerah tersebut juga terlibat dalam pendampingan ini. Sebanyak 15 orang menjadi peserta pembinaan. Adapun hasil penelitian menunjukkan (1) kegiatan belajarnya dilakukan setiap 2 kali dalam satu minggu, yakni pada hari Selasa dan minggu. TPQ Lansia Nurussyibyan ini diawali dengan jilid 1 untuk semua peserta lansia baik yang sudah lancar membaca maupun yang belum lancar membaca. (2) Kemampuan membaca alquran di TPQ Lansia Nurussyibyan ini berbeda-beda. Ada yang sudah lancar dan ada pula yang baru memulai dari dasar. Kelancaran bacaan para lansia itu tergantung dari kemampuan membaca mereka sendiri. Semakin sering mengasah bacaan sendiri maka kualitas bacaannya akan semakin lancar. (3) Beberapa faktor pendukung adanya TPQ Lansia dalam meningkatkan kemampuan baca alquran dikalangan lansia ini diantaranya yaitu menciptakan rasa senang pada kalangan lansia dan menambah kegiatan positif usia lanjut. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu adanya benturan waktu antara kegiatan pondok dan TPQ, serta penyakit lansia yang rentan terjadi pada usia yang tidak lagi muda