Mencegah Stunting Pada Balita: Sosialisasi Pembuatan PMT Bersama Kader Posyandu Desa Mandiraja Kulon
Keywords:
Stunting, Gizi, Pemberian Makanan TambahanAbstract
Seorang anak yang mengalami stunting tidak akan tumbuh secara normal sejak dalam kandungan hingga berusia kurang dari dua tahun. Kekurangan gizi ini mengganggu pertumbuhan anak. Menurut data PBB tahun 2020, 149,2 juta bayi dan balita di Indonesia mengalami stunting, menempatkan kondisi ini di urutan kelima prevalensi tertinggi di dunia. Stunting memiliki sejumlahdampak negatif, seperti gangguan perkembangan kognitif dan fisik, kapasitas belajar yang buruk, produktivitas dan kesehatan yang menurun, serta peningkatan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi. Di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2022, prevalensistunting adalah 22,7%. Tujuan dengan diadakan sosialisasi ini adalah untuk memberikan pengetahuan atau inovasi baru terhadap produk PMT sehingga bisa dipraktikan oleh kader posyandu dalam pembuatan PMT dan dapat menjadi terobosan baru dalam Upaya pencegahan stunting. Kegiatan ini menggunakan metode pendekatan Asset-Based Community Development (ABCD) dengan melewati beberapa tahapan seperti, Discovery, Dream, Design, Defineand Destiny. Ada dua tahapan dasar dalam kegiatan ini yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Hasil dari penelitian ini kami menciptakan inovasi produk makanan Pemberian. Makanan Tambahan (PMT) untuk balita di Desa Mandiraja Kulon, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara sebagai upaya untuk menghentikan stunting. Kami melakukan sosialisasidan inovasi produk, dengan membagikan produk yang sudah jadi yang terdiri dari nugget nasi ayamdan puding jagung kacang hijau kepada kader posyandu. Hasilnya para kader posyandu dapat mengimplementasikan produk yang telah kami buat sebagai bahan inovasi pembuatan PMT di Desa Mandiraja Kulon.