Implementasi Model Asset Community Development (ABCD) Dalam Pendampingan Branding UMKM Desa Tumiyang

Authors

  • Gany Bani Isnanto UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
  • Muhammad Irza Ardhian Haq UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
  • Nur Athiya Mumtaza UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
  • Aulia Rifani Faiz UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
  • Risnia Nur Fadilla UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
  • Azizatul Amanah UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
  • Rizki Nurul Aisya UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
  • Amelia Khansa UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
  • Lola Adelia Elensafita UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
  • Nela Naelul Azkiya UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
  • Yusuf Heriyanto UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Keywords:

ABCD, Branding, UMKM

Abstract

Seperti dalam media branding, nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, sendiri atau bersama-sama, yang digunakan untuk membedakan sekelompok penjual produk atau jasa dan membedakannya dari produk pesaing dikenal sebagai branding. Pernyataan tentang identitas merek, nama dagang suatu produk disebut juga dengan branding (keistimewaan), inilah yang disebut reputasi, merek yang menjanjikan dengan reputasi yang baik adalah merek yang dipercaya dan disukai masyarakat. Selain nama dagang, label atau merek suatu barang, jasa atau perusahaan, yang berkaitan dengan hal-hal yang terlihat dari merek tersebut seperti nama dagang, logo atau ciri visual lainnya, kini merek juga mengacu pada citra, kredibilitas, karakter, kesan, persepsi, dan persepsi di benak konsumen. Sebagai pendekatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, Asset Based Community-Driven Development (ABCD) mempunyai landasan paradigmatik sekaligus prinsip yang melandasinya. Paradigma dan prinsip tersebut menjadi rujukan utama dan sekaligus menjadi ciri khas serta pembeda pendekatan ini dengan pendekatan-pendekatan lain dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Hal yang perlu ditekankan dalam paradigma dan prinsip pendekatan ABCD adalah segala sesuatunya mengarah pada konteks pemahaman dan internalisasi aset, potensi, kekuatan dan pemanfaatan secara mandiri dan maksimal. Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan sosialisasi menunjukkan bahwa secara umum masyarakat merasa puas dengan kegiatan yang dilakukan peneliti, baik dari segi fasilitas, materi yang diberikan narasumber, maupun makanan yang diberikan. Dan kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat seperti adanya pemahaman baru terhadap perkembangan UMKM di Desa Tumiyang. Kegiatan pengabdian ini dapat menambah pemahaman para pelaku UMKM bahwa platform pemasaran digital dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penjualan dan pemasaran produk di Desa Tumiyang. era digital. Peningkatan pemahaman peserta UMKM dilakukan dengan menyelenggarakan Sosialisasi Branding UMKM. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah para pelaku UMKM yang mengikuti sosialisasi tertarik untuk mengembangkan produk yang dikelola, seperti membuat desain branding dan memperluas pemasaran melalui platform digital. Karena banyaknya keinginan para pelaku UMKM untuk memasarkan usahanya melalui platform digital, maka peneliti memfasilitasi pembuatan desain branding dan pembuatan platform digital seperti Instagram.

Downloads

Published

2023-10-31

How to Cite

Isnanto, G. B., Muhammad Irza Ardhian Haq, Nur Athiya Mumtaza, Aulia Rifani Faiz, Risnia Nur Fadilla, Azizatul Amanah, Rizki Nurul Aisya, Amelia Khansa, Lola Adelia Elensafita, Nela Naelul Azkiya, & Heriyanto, Y. (2023). Implementasi Model Asset Community Development (ABCD) Dalam Pendampingan Branding UMKM Desa Tumiyang. Kampelmas, 2(2), 647–662. Retrieved from https://proceedings.uinsaizu.ac.id/index.php/kampelmas/article/view/942

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.

Most read articles by the same author(s)